Rabu, 26 April 2023

Titrasi Iodimetri Vitamin C

 https://youtu.be/ADUkPo6zQPw

4 komentar:

  1. Pada video disebutkan bahwa sampel yang digunakan pada titrasi iodimetri berupa senyawa-senyawa yang memiliki sifat reduktor yang cukup kuat. Bagaimana jika pada titrasi digunakan sampel yang memiliki sifat reduktor yang lemah atau senyawa-senyawa yang tidak memiliki sifat reduktor?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pada titrasi iodimetri, senyawa-senyawa reduktor yang kuat digunakan karena dapat bereaksi dengan larutan iodine (I2) dan mengurangi iodine menjadi ion iodida (I-). Jika sampel yang digunakan memiliki sifat reduktor yang lemah atau bahkan tidak memiliki sifat reduktor sama sekali, maka tidak akan terjadi reaksi yang cukup antara sampel dan iodin selama titrasi. Hal ini dapat menyebabkan hasil titrasi menjadi tidak akurat atau bahkan tidak dapat dilakukan sama sekali. Oleh karena itu, penggunaan teknik titrasi yang akan digunakan harus dipilih sesuai dengan sifat sampel yang ingin ditentukan. Misalnya, jika sampel memiliki sifat asam atau basa yang kuat, maka dapat menggunakan metode titrasi asam-basa untuk menentukan konsentrasinya.

      Hapus
  2. Pada video dikatakan bahwa pada Prosedur Uji Kuantitatif Vitamin C
    Metode Titrasi Iodimetri itu ditambahkan H2SO4, mengapa harus ditambahkan H2SO4 yang mana itu bersifat asam padahal titrasi iodimetri sendiri dilakukan dalam keadaan netral atau sedikit asam? Dan bagaimana pengaruhnya pada hasil akhir titrasi jika tidak ditambahkan H2SO4?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pada metode titrasi iodimetri, H2SO4 ditambahkan untuk memberikan suasana asam dalam larutan. Penggunaan asam sulfurat (H2SO4) bertujuan untuk meningkatkan kelarutan iodin dalam air dan juga untuk mencegah reaksi dengan oksigen dari udara yang bisa menghasilkan senyawa iodat (IO3-) yang dapat mengganggu hasil titrasi.
      Jika H2SO4 tidak ditambahkan, reaksi iodimetri mungkin tidak berjalan dengan efisien dan hasil titrasi mungkin menjadi tidak akurat. Tanpa penambahan asam sulfurat, kemungkinan iodin akan berubah menjadi iodat, menghasilkan nilai titrasi yang terlalu rendah. Konsentrasi H2SO4 yang ditambahkan harus dikendalikan dan tidak boleh terlalu tinggi atau terlalu rendah, karena konsentrasi H2SO4 yang terlalu tinggi dapat mengoksidasi senyawa yang ingin dititrasi sebelum reaksi iodin dimulai, sedangkan konsentrasi H2SO4 yang terlalu rendah tidak dapat mencegah pembentukan iodat dan juga tidak dapat meningkatkan kelarutan iodin.

      Hapus

UAS Imunologi dan Serologi

Nama  : Indah Sri Wulan Sofyan NIM     : G1E121023 Kelas   : A 1. Jelaskan mengapa ada perbedaan antara maturasi sel limfosit T dan maturasi...